Waskat di sini saya artikan sebagai pengawasan bertingkat, disamping pengawasan melekat. Pengawasan yang dilakukan terhadap manusia oleh sang pencipta, Alloh SWT.
Dalam megawasi manusia, ada 3 cara / tingkatan:
1. Alloh sendiri yang mengawasi manusia
Dan pada sisi Alloh-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di
daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan
Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam
kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan
tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).(Al An’aam : 59)
(Alloh) Yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nyata, Yang Maha
Besar, Maha Tinggi. Sama saja bagi(Alloh), siapa diantaramu yang
merahasiakan ucapannya dan siapa yang berterus terang dengannya dan
siapa yang bersembunyi dimalam hari dan yang berjalan pada siang
hari.(QS Ar Ra’d : 9-10)
Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi, dan mengetahui apa
yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan. Dan Alloh Maha
Mengetahui segala isi hati.(QS At-Taghaabun : 4)
Tidak tanggung-tanggung, langsung Alloh sendiri yang Maha Tahu yang mengawasi kita. Mau sembunyi di mana kita agar dapat terhindar dari pengawasan Alloh? Tidak ada tempat untuk kita sembunyi dari pengawasan Alloh.
2. Melalui malaikat Nya.
Tidak berarti ada kemungkinan Alloh lalai dalam mengawasi kita sehingga Alloh mengutus malaikat untuk mengawasi kita. Maha Suci Alloh dari sifat lalai.
Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar
rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan
utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.” (QS. Az-Zukhruf: 80)
“Padahal sesungguhnya ada (malaikat-malaikat) yang
menjaga kalian. Yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat
(pekerjaan-pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Infithar: 10-12)
“(Yaitu) ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, satu duduk
di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan
pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang
selalu hadir.” (Qaf: 17-18)
Hal ini diperkuat dengan hadits qudsi yang berbunyi,
إِذَا هَمَّ عَبْدِيْ بِسَيِّئَةٍ فَلاَ
تَكْتُبُوْهَا عَلَيْهِ، فَإِنْ عَمِلَهَا فَاكْتُبُوْهَا عَلَيْهِ
سَيِّئَةً، وَإِذَا هَمَّ عَبْدِيْ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا
فَاكْتُبُوْهَا لَهُ حَسَنَةً، فَإِنْ عَمِلَهَا فَاكْتُبُوْهَا عَشْراً
“Jika hamba-Ku berhasrat untuk melakukan suatu
keburukan, janganlah kalian menulisnya. Jika ia melakukannya, kalian
tulislah satu keburukan atasnya. Jika hamba-Ku berhasrat untuk melakukan
kebaikan namun tidak melakukannya, tulislah satu kebaikan baginya. Jika
dia melakukannya, tulislah sepuluh kebaikan (untuknya).” (HR.
al-Bukhari dan Muslim)
SUBHANALLOH!!!!
3. Anggota tubuh kita
Pada hari itu Kami bungkam mulut-mulut mereka; dan berkatalah kepada
kami tangan mereka, sedangkan kaki-kaki mereka memberikan kesaksian atas
apa yang telah mereka kerjakan di dunia. (QS. Yasin : 65)
Jadi, badan kita ini akan menjadi saksi. Jika mulut mencoba mengingkari suatu tuduhan dalam pengadilan Allah nanti, maka yang akan membantah adalah tangan kita sendiri, dan kaki kita akan menjadi saksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar